Film 'Dirty Vote', Pakar Hukum Tata Negara Unand Ungkap Desain Kecurangan Pilpres 2024
- tangkapan layar
“Boleh nangis ga sih? 10thn dipimpin seorang yg pernah disebut sebagai New Hope, tapi negara makin rusak khususnya dibidang hukum dan konstitusi. Ya Allah, lindungilah Rakyat Indonesia,” katanya.
“Semoga Banyak Yang Membuka Mata Setelah Nonton Film Ini,” katanya akun @adhiecreazy2591
“Semoga semuanya Melihat Film Ini, Saya Yakin Semua Rakyat Indonesia pingin Pemimpin Yang Baik dan Bisa Memajukan Indonesia. Berdoa Sebelum Mencoblos Pasangan yg akan di Pilih ( Berdoa sesuai Agama ). PAKAI HATI NURANI SEMOGA PILIHAN KITA YANG TERBAIK,” kata akun @avivreview.
“Ngerasain banget patah hatinya advokat maupun ahli hukum ngeliat sistem diacak-acak untuk kepentingan sepihak. Wajib viral ini, buka mata semua yang masih ngedukung dinasti politik,” kata akun @milkaanggun2029.
Film dokumenter Dirty Vote disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono. Berbeda dengan film-film dokumenter sebelumnya di bawah bendera WatchDoc dan Ekspedisi Indonesia Baru, Dirty Vote lahir dari kolaborasi lintas CSO.
Ketua Umum SIEJ sekaligus produser, Joni Aswira, mengatakan dokumenter Dirty Vote sesungguhnya juga memfilmkan hasil riset kecurangan pemilu yang selama ini dikerjakan koalisi masyarakat sipil. Biaya produksi dihimpun melalui crowd funding, sumbangan individu dan lembaga.
"Biayanya patungan. Dirty Vote juga digarap dalam waktu yang pendek sekali sekitar dua minggu, mulai dari proses riset, produksi, penyuntingan, hingga rilis. Bahkan, lebih singkat dari penggarapan End Game KPK (2021)," kata Joni.