"Semua Pemilu Dituduh Curang oleh yang Kalah" Kembali Viral di Tengah Isu Kecurangan Pemilu 2024
- VIVA.co.id/Cahyo Edi (Yogyakarta)
Padang – Kemenangan sementara pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, dalam pemilihan presiden dan wakil presiden, menyulut dugaan kecurangan dalam proses pemungutan suara.
Saat isu-isu kecurangan menggema dalam Pemilu 2024, sebuah video lama yang menampilkan pengakuan Mahfud MD kembali menghebohkan media sosial. Dalam video tersebut, pada tahun 2019, Mahfud MD mengungkapkan pandangannya tentang kecurangan dalam proses pemilu. "Pokoknya, menurut KPU, yang kalah selalu menuduh adanya kecurangan. Mereka yang takut kalah cenderung menyerang," kata Mahfud dikutip dari akun Instagram @fakta.indo pada Jumat, 16 Februari 2024.
Mahfud MD dengan tegas menyatakan bahwa pihak yang kalah seringkali mengklaim adanya kecurangan dalam proses pemilu. "Nanti, tak lama setelah pemungutan suara, isu kecurangan sudah akan muncul," tambahnya. "Semua pemilu akan dituduh curang oleh pihak yang kalah. Itu yang sering terjadi."
Lebih lanjut, Mahfud MD mengungkapkan bahwa kecurangan tidak selalu berarti Pemilu harus dibatalkan. Menurutnya, semua pihak, termasuk pihak yang kalah, mungkin terlibat dalam kecurangan. Namun, hasil Pemilu hanya akan dinyatakan batal jika kecurangannya signifikan.
“Setelah diadili, peserta kontes tidak dinyatakan curang. Kecurangan terjadi di bawahnya, dan itu saling bersilangan. Semua pihak terlibat dalam kecurangan,” ujarnya. "Jika Anda kalah dengan selisih 5 juta suara dan hanya dapat membuktikan kecurangan 1500 suara, maka Anda tetap kalah," tambah Mahfud.
Reaksi warganet terhadap video viral ini bermacam-macam. Sebagian menyatakan ketidakpercayaan terhadap hasil pemilihan di tingkat lokal, sementara yang lain menyambut hangat pernyataan Mahfud MD.
"Terima kasih atas unggahan video ini. Tidak perlu menunggu orang lain untuk menyampaikan hal ini," tulis salah satu warganet. "Pemilu kali ini benar-benar dipenuhi dengan kecurangan. Harusnya pasangan nomor 01 mendominasi setiap TPS. Orang pintar memilih Amin. Salam perubahan," timpal warganet lainnya.
Namun, tidak sedikit yang menunjukkan ketidakpuasan terhadap sistem pemilihan. "Jangan mencalonkan diri jika tidak siap kalah. Anda siap menang, tetapi tidak siap kalah," tulis seorang warganet. "Jika ada kesalahan dari KPU, lebih baik menggunakan istilah 'kesalahan' daripada 'kecurangan'. Menggunakan narasi 'kecurangan' hanya akan memecah belah masyarakat," tambah yang lain.
Ada juga yang setuju dengan pandangan Mahfud MD. "Benar kata Profesor, semua pihak, baik dari kubu 01, 02, maupun 03, mungkin terlibat dalam kecurangan kecil-kecilan. Namun, jika selisih suara antara pasangan 01 dan 03 dengan 02 terlalu besar, maka kecurangan tersebut tidak akan berpengaruh," komentar seorang warganet.