Dua Oknum Santri Terlibat Tindak Asusila, Pihak Ponpes Jelaskan Ini

Suasana Ponpes Taajul Huffazh di Kamang
Sumber :
  • Istimewa

Selain itu, kasus tersebut dan sejumlah kasus kekerasan seksual di ponpes lain dalam beberapa waktu terakhir memiliki dampak terhadap psikologi santri dan orang tua.

Terbesar Kedua Tahun Ini, Bunga Raflesia Arnoldi Kembali Mekar di Cagar Alam Palupuah

"Kita tengah merancang sejumlah langkah dan kita akan membuat tim khusus yang memiliki sejumlah tugas, di antaranya memastikan santri tidak terganggu secara psikologis, kemudian juga bertugas untuk terus menjalin komunikasi dengan wali murid, dan terus memantau perkembangan proses hukum," ujarnya.

Fajri menambahkan bahwa saat ini proses belajar mengajar terus berjalan dengan baik dan normal serta tidak ada gangguan dalam PBM.

Anggota DPR RI Ade Rezki Pratama Ajak Masyarakat Cegah Stunting Melalui Hidup Sehat

"Tentu ada beberapa orang tua yang mengunjungi pihak kami, namun sampai saat ini tidak ada siswa atau wali siswa yang pindah," ungkapnya.

Kemudian terkait pengawasan ponpes, Fajri menjelaskan bahwa di pondok, pengawasan pesantren dan asrama dilakukan oleh guru dengan ketat dan berkelanjutan.

Ponpes di Agam Kembali Diterpa Badai Kasus Sodomi

"Total guru kita mencapai 50 orang dengan santri sekitar 500 orang. Dari 50 guru tersebut 38 guru merangkap sebagai pengasuh asrama yang tinggal dan selalu membersamai murid. Satu guru maksimal mengasuh 20 siswa, menurut kami jumlah ini lebih dari cukup," sebutnya.

Kemudian terkait tindakan preventif LGBT dan kekerasaan seksual, menurutnya pihak pesantren telah melakukannya dengan menggandeng berbagai pihak lain.

Halaman Selanjutnya
img_title