Film Tuhan Izinkan Aku Berdosa: Simfoni Jiwa di Antara Iman dan Realitas Yang Pahit
- SC Youtube
Padang – Film Tuhan Izinkan Aku Berdosa, bukan sekadar film, dia cermin yang memantulkan kegelisahan jiwa, membiarkan kita tenggelam dalam perenungan tentang batas-batas moral yang sering kita langkahi dengan sadar.
Seperti puisi yang ditulis dengan air mata, film ini menyusun narasi dengan nuansa kelam, diwarnai pergulatan batin yang menyesakkan. Setiap adegan adalah kelopak doa yang gugur sebelum sempat mekar.
Setiap dialog adalah denting lirih antara penyesalan dan pembenaran. Dalam gelap yang melingkupi, ada cahaya yang sama.
Entah itu petunjuk menuju keinsafan atau sekadar fatamorgana bagi jiwa yang terperangkap dalam labirin dosanya sendiri.
Di balik gambar-gambar yang sunyi dan suara yang merintih, film ini mengajak kita bertanya, Seberapa besar manusia berhak memohon izin atas dosanya? Ataukah dalam setiap pelanggaran, tersimpan doa yang tak terucap, menggema dalam diam, menunggu untuk didengar?.
Film Tuhan Izinkan Aku Berdosa merupakan adaptasi dari novel karya Muhidin M Dahlan yang berjudul Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur.
Film tersebut diarahkan oleh sutradara ternama Hanung Bramantyo dengan produser Raam Punjabi.