Kemendikbudristek Dorong PENS Lahirkan Lulusan Berdaya Saing Global
- Kemendikbudristek
Sementara itu, Direktur PENS, Aliridho Barakbah mengatakan bahwa, pembangunan Gedung SAW dilatarbelakangi oleh kebutuhan sarana prasarana belajar mahasiswa yang sudah melebihi kapasitas. Tingkat kepadatan mahasiswa PENS saat ini, menurut Ali, sudah mencapai 0,4 meter persegi per mahasiswa atau melebihi dari standar yang ditetapkan, yakni dua meter persegi per mahasiswa.
Kondisi tersebut membuat suasana di luar ruang kelas kerap menjadi begitu riuh layaknya pasar setelah kelas selesai. “Luas PENS saat ini sekitar 4,3 hektare dan itu dihuni sekitar 3.000 mahasiswa,”jelasnya.
Tak hanya soal kepadatan mahasiswa, PENS juga belum memiliki bengkel-bengkel atau workshop-workshop khusus untuk mendukung pembelajaran yang lebih optimal bagi mahasiswa.
Padahal, keberadaan bengkel maupun workshop merupakan hal penting untuk mengembangkan kompetensi para mahasiswa. “Selama ini bengkel-bengkel itu ya dipindahkan di kelas-kelas. Jadi, mahasiswanya menjadi kurang nyaman,” ujar Ali.
Oleh karena itu, Ali berharap, keberadaan Gedung SAW nantinya dapat menunjang penyelenggaraan pembelajaran yang aktif, kreatif, kolaboratif, menyenangkan, dan efektif bagi para mahasiswa. Kehadiran gedung baru juga diharapkan bisa mendukung rencana strategis (Renstra) yang disusun oleh PENS untuk meningkatkan target mahasiswa mencapai 7.000 mahasiswa.
Terpisah, Project Manager Pembangunan Gedung SAW dari PT Adhi Karya, Abdul Somad, mengatakan bahwa proses topping off ini menjadi batu loncatan bagi pembangunan Gedung SWA yang peletakan batu pertamanya dilakukan sejak Agustus 2022 lalu. Namun, berkat kerja keras bersama seluruh pihak, pekerjaan struktur bangunan pada Desember ini sudah mencapai 99 persen dengan nilai kontrak sudah mencapai 41 persen.
“Kami optimis, Gedung SAW ini akan tepat waktu dengan mutu yang baik dan zero accident,” kata Abdul Somad optimistis.