Teh Talua, Antara Minuman Kesehatan Dan Prestise Kaum Lelaki di Minang

Ilustrasi Teh Telur. Foto by Andri Mardiansyah
Sumber :

Padang – Di Minangkabau, selain keindahan alam dan beragam kuliner lezat, juga terdapat salah satu minuman khas yang diyakini mampu mendongkrak stamina. Bahkan, saking populernya, minuman ini sudah menjadi tradisi bagi lelaki minang kala duduk santai di Lapau (kedai). Selain kopi, tak lengkap rasanya bagi lelaki Minangkabau duduk di Lapau jika tidak dibarengi dengan minuman yang berbahan dasar kuning telur ini. 

Genangan Banjir Demak Mulai Surut

Teh Talua (teh telur) namanya. Minuman khas satu ini dibuat dengan cara kuning telur ayam kampung atau bebek diaduk bersama campuran gula hingga mengembang. Setelah itu, di seduhkan dengan air larutan teh panas yang mendidih dan diberi susu kental manis serta tambahan sedikit air asam (jeruk nipis) untuk menghilangkan bau amis kuning telur.

Hampir diseluruh lapau hingga rumah makan mewah di Minangkabau ini, menyajikan teh talua sebagai pilihan minuman kesehatan bagi para pelanggan. Rasa kental yang manis membuat minuman ini disukai banyak kaum lelaki di Minangkabau. Baik disajikan secara hangat maupun dingin, cita rasa teh talua sama sekali sulit ditandingi oleh minuman kesehatan lainnya.

Polri Buka Hotline Khusus Informasi Penerimaan Anggota Baru 

Belum ada referensi jelas soal kapan teh talua ini populer di Minangkabau. Namun beberapa pemerhati sejarah meyakini jika teh talua sudah ada sejak tahun - tahun pertama teh masuk ke Sumatera Barat. 

Berdasarkan catata sejarah, armada-armada dagang Belanda sendiri telah mulai kelihatan di kawasan pantai barat Sumatera Barat sejak tahun 1595. Di samping bangsa Belanda, bangsa Eropa lainnya yang datang ke Sumatera Barat pada waktu itu juga terdiri dari bangsa Portugis dan Inggris.

Tengah Malam Gunung Marapi Meletus Lagi Status Masih Siaga

Sementara untuk tanaman teh, pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1684, berupa biji teh dari jepang yang dibawa oleh seorang warga kebangsaan Jerman bernama Andreas Cleyer, dan ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta. Pada tahun 1694, seorang pendeta bernama F. Valentijn melaporkan melihat perdu teh muda berasal dari China tumbuh di Taman Istana Gubernur Jendral Champhuys di Jakarta. 

Setelah pada tahun 1824 Dr.Van Siebold seorang ahli bedah tentara Hindia Belanda yang pernah melakukan penelitian alam di Jepang mempromosikan usaha pembudidayaan dengan bibit Teh dari Jepang. Pada tahun 1826 tanaman teh berhasil ditanam melengkapi Kebun Raya Bogor, dan pada tahun 1827 di Kebun Percobaan Cisurupan, Garut, Jawa Barat. Hingga pada akhirnya teh menjadi tanaman populer hingga saat ini.

Halaman Selanjutnya
img_title