Surau Tarok Saksi Bisu Tumbuh Kembangnya Ajaran Islaam di Kota Padang

Surau Tarok. Foto/BPCB Sumatra Barat
Sumber :

Padang – Di Keluarahan Kuranji, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat, berdiri sebuah surau dengan bangunan fisik yang menyerupai rumah gadang (rumah adat Minangkabau) dengan ciri khas atap bergonjong. Bangunan surau yang diklaim sudah berusia 1.5 abad itu, juga dihiasi dengan berbagai macam bentuk ukiran adat Minangkabau, terutama pada bagian dinding luar. 

Menjelajah Warisan Budaya Minangkabau di Museum Bustanil Arifin Padang Panjang

Surau Tarok namanya. Surau yang dibangun menggunakan sitem pasak tanpa paku (besi/baja) itu, menjadi saksi tumbuh kembangnya agama Islam di kota Padang. Surau tarok diyakini sebagai surau tertua. Bahkan, diklaim sebagai pusat penyebaran syariat Islam tertua di kota Padang.

Di Minangkabau, keberadaan sebuah Surau tidak hanya menjadi dijadikan sebagai tempat ibadah, dan mempelajari ilmu-ilmu tentang Islam. Namun, juga dijadikan sebagai sarana pendidikan karakter untuk Nagari (Desa) yang dikemas melalui berbagai macam kegiatan positif. Seni bela diri Silat salah satunya.

Gubernur Mahyeldi: Jumlah Perantau Disinyalir Melebihi Jumlah Penduduk Sumbar

Surao Tarok ini, diperkirakan sudah berdiri sejak tahun 1872 silam. Bangunan surau ini berdiri diatas lahan seluas 500 meter persegi dengan sistem pasak tanpa paku dan menyerupai rumah gadang. Selain berfungsi sebagai tempat ibadah dan menimba ilmu agama Islam, Surau Tarok juga sering digunakan sebagai tempat kerapatan adat dan tempat berlatih silat anak nagari kecamatan Kuranji Padang.

Agar bangunan tetap kokoh, pada bagian bawah lantai surau dilakukan pengerasan agar bisa mengalasi lantai kayu surau yang semakin lama semakin lapuk termakan usia. Selain dibangun menggunakan sistem pasak tanpa paku dan dihiasi berbagai macam jenis ukiran adat Minang, Surau Tarok ini juga memiliki struktur bangunan yang sangat unik yang terdapat pada bagian tiang penyangga. Seluruh kayu tiang penyangga yang berjumlah 12 buah, kondisi nya bengkok. 

Jelang Idul Fitri Pemprov Sumbar Prediksi Harga Pangan Stabil

Bengkok disini bukan dalam artian sudah lapuk atau lantaran sesuatu, namun dikarenakan unsur kesengajaan dari tukang kayu zaman dahulu. Tiang-tiang penyangga yang bengkok ini, memperlihatkan bukti keahlian tukang kayu zaman dahulu yang bisa memanfaatkan kondisi alam yang menyediakan kayu yang tidak lurus untuk digunakan.

Selain itu, juga memperlihatkan bagaimana mereka (tukang kayu) mengaplikasikan falsafah hidup orang minangkabau yakni “alam takambang jadi guru”. Seluruh tiang penyangga yang berjumlah 12 buah itu, diambil dari batang pohon utuh jenis kayu Laban. Jadi, bagi anda yang penasaran seperti apa rupa dari Surau Tarok ini, sesekali anda dapat mengunjungi dan beribadah di surau ini.