Mengembalikan Kejayaan Kopi Kayu Aro

Green Bean kopi Arabica Kayu Aro
Sumber :
  • Padang Viva/Andri Mardiansyah

Antara tenaga, waktu dan modal merawat kata Musri, tak imbang dengan hasil keuntungan yang diperoleh. Itu sebab kenapa ia juga beralih ke tanaman mudo. Namun, sejak 2021 ia memantapkan hati untuk kembali menaman dan merawat kopi. Berawal dari 70 bibit kopi arabica, kini di lahan sekitar 200 hektar sudah tertanam 500 batang kopi. Cuan pun mulai mengalir dari biji kopi.

Jalur Sialing Putus Akibat Dihantam Banjir Bandang

“Di kebun saya masih ada tanaman kopi yang usianya 50 sampai 100 tahun. Peninggalan nenek moyang. Sembari merawat jeruk, kulit manis dan cabai, kini saya tambah, saya tanam lagi kopi. Robusta dan Arabica saya tanam. Kalau cabai panen sekali lima bulan. Kopi ini, awal-awal panennya 15 hari sekali, sekarang sudah sekali seminggu. Sekali panen bisa 11 kilogram,” begitu diceritakan Musril.

Dikemas Dengan Dua Merek 

Sudah 37 Warga Meninggal Dunia Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi 

Kopi Kayu Aro dalam bentuk Cherry, Green Bean, seduhan V60 dan kemasan

Photo :
  • Padang Viva/Andri Mardiansyah

28 November 2023 kata Dori, rumah produksi dimana tempat Cherry kopi diolah dan dikeringkan melalui metode pengeringan dengan sinar matahari langsung, akan diresmikan. Seiring dengan itu, juga akan diluncurkan dua nama merek yakni, kopi  Tirto Kayu Aro dan Kopi Kayu Aro. Penyematan kata Tirto, merupakan usulan dan permintaan dari manajemen Aqua. Sementara Kayu Aro, merupakan nama daerah

Eksplorasi Seni dan Budaya dalam Persiapan Festival Maek

“Namanya tetap kopi Kayu Aro. Nanti akan ada kemasan dengan tambahan merek yakni, Kopi Tirto Kayu Aro. Jadi akan ada dua merek. Sama-sama pakai kata Kayu Aro. Kemasan yang ada saat ini mereknya Kopi Kayu Aro. Kita jual seharga Rp66 ribu untuk green bean yang sudah di roasting dan Rp35 ribu untuk per 250 gram,” kata Dori. 

Punya cita rasa khas dengan sedikit ada rasa buah coklat dan melon serta tingkat kadar asam yang kurang, Dori meyakini jika kopi Kayu Aro akan mampu bersaing. Kini, ia dan petani lainnya sedang berupaya meningkatkan jumlah produksi kopi dan mencari celah pangsa pasar.

Ia menyebut, jumlah produksi kopi Kayu Aro saat ini masih sedikit. Baru bisa memenuhi permintaan Aqua untuk kebutuhan internal. Meski demikian, Dori yakin jumlah produksi akan terus meningkat seiring dengan tumbuh kembang tanaman kopi yang kian baik saat ini.

“Sekarang baru bisa mencukupi permintaan Aqua. Awal panen, Cherry kopi dari petani, kami terima per 15 hari sekali. Sekarang sudah seminggu sekali. Satu petani rata-rata bisa panen 30 kilogram. Kita beli Rp11 ribu perkilogram untuk Cherry jenis Arabica dan Rp5 ribu perkilogram untuk Robusta,”jelas Dori.

Masuk Dalam Daftar Brand Kopi Tirto

Halaman Selanjutnya
img_title