Mengembalikan Kejayaan Kopi Kayu Aro

Green Bean kopi Arabica Kayu Aro
Sumber :
  • Padang Viva/Andri Mardiansyah

Dori mengisahkan, melihat rekam jejak perjalanan di masa lampau, sungguh sulit untuk kemudian mengembalikan kejayaan kopi Kayu Aro jika tidak ada dukungan dari PT Tirta Investama Pabrik Solok l, Sumatera Barat.

Hari Ini Partai Gerindra Sumbar Buka Pendaftaran Cakada

PT Tirta Investama Pabrik Solok l lah menurut Dori yang menebar virus positif kepada para petani di kampung kami. Pada 2018 itu, datang perwakilan dari Aqua menemui kami di kampung ini.

Pada saat itu kata Dori, orang-orang dari Aqua, menyampaikan jika kawasan lahan pertanian Kayu Aro memiliki potensi bagus untuk dikembangkan menjadi perkebunan kopi. Mereka meyakinkan kami jika saat ini, kopi memiliki prospek cerah baik di pangsa pasar lokal, nasional hingga mancanegara. 

Kasus Kematian Akibat Diare di Pesisir Selatan Terus Bertambah

“Dari hasil pembicaraan dengan pihak Aqua waktu itu, beberapa petani tergerak untuk menanam kopi lagi. Bahkan kita sekarang sudah ada kelompk tani. Anggotanya ada 35 orang. Kalau pribadi sulit memasarkan kopi. Sekarang Alhamdulillah, lantaran ada dukungan dari Aqua, pemasaran sudah bagus,”kata Dori.

Proses Panen Petik Cherry Arabica Kopi Kayu Aro

Photo :
  • Padang Viva/Andri Mardiansyah
Ayo, UMKM di Padang Panjang Segera Urus Sertifikasi Halal, Mumpung Gratis Hingga Oktober 2024

Dori bilang, melalui program Corporate Sosial Responsibility (CSR), Aqua menyalurkan banyak bantuan. Ada bibit kopi Arabica, pupuk, rumah produksi hingga uang. Bibit kopi dan pupuk itu, dibagikan ke petani yang tergabung dalam kelompok tani Kayu Aro. Sementara uang, kami pergunakan untuk membeli hasil panen Cherry kopi dari para petani. 

“Satu petani di kelompok tani kami, diberi 300 batang bibit kopi dan pupuk 20 karung. Pupuk itu untuk kebutuhan selama setahun. Itu semua dari Aqua,”ujar Dori.

Tak sampai disitu, menurut Dori hasil panen kopi di kampungnya juga dibeli oleh Aqua dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan jika dijual ke tengkulak. Ia merinci perbandingan harga. Untuk satu kilogram kopi dalam bentuk Green Bean atau biji kopi mentah, Aqua mematok harga beli Rp130 ribu perkilogram. Jika sudah di Roasting atau di sangrai, dibeli Aqua seharga Rp170 ribu perkilogram. Harga ini, jauh lebih mahal ketimbang dibeli oleh tengkulak.

“Aqua membeli ke kami tetap harga pasar. Kalau ke tengkulak, terakhir tahun 2019 kopi jenis Robusta kita, dibeli hanya seharga Rp40 hingga 50 ribu. Kalau yang Arabica kisaran Rp70 sampai 80 ribu,”tambah Dori.

Sama dengan Dori, Musril (64 tahun), salah satu petani Kayu Aro juga sudah mulai merasakan dampak perubahan ekonomi setelah kembali menanam kopi. Ia mengisahkan singkat, pahitnya merawat dan memasarkan kopi robusta peninggalan leluhurnya selama ini. 

Halaman Selanjutnya
img_title