Dini Hari Gunung Marapi Meletus Lagi
- Padang Viva/Andri Mardiansyah
Padang – Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali menunjukkan aktivitas vulkanik nya dengan mengeluarkan letusan dan api pijar pada Selasa 2 Juli 2024 dini hari. Meskipun dentuman keras terdengar, tinggi kolom abu erupsi yang terjadi pada pukul 01.33 WIB tidak teramati.
Menurut data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamat Gunung Marapi, erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,3 milimeter dan durasi sekitar 55 detik.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid, dalam keterangan resminya menjelaskan bahwa status Gunung Marapi yang terletak di antara Kabupaten Agam dan Tanah Datar ini telah diturunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada) pada Senin1 Juli 2024 pukul 15.00 WIB.
Penurunan status ini didasari oleh hasil analisis dan evaluasi menyeluruh terhadap aktivitas vulkanik Gunung Marapi yang menunjukkan tren menurun dalam beberapa pekan terakhir.
Muhammad Wafid menjelaskan bahwa periode erupsi Marapi terakhir dimulai sejak 3 Desember 2023 dengan letusan utama pada pukul 14.54 WIB, menghasilkan kolom abu setinggi 3.000 meter di atas puncak. Erupsi ini disertai aliran piroklastik ke arah barat laut sejauh 3 kilometer dari puncak.
Pasca erupsi utama, rangkaian erupsi tidak berkelanjutan terus berlanjut hingga tahun 2024. Letusan terakhir yang tercatat sebelum erupsi 2 Juli 2024 terjadi pada 28 Juni 2024.
Berdasarkan data pengamatan dalam satu minggu terakhir, Gunung Marapi terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tipis hingga tebal, dengan ketinggian sekitar 100-300 meter di atas puncak.
"Terjadi dua kali aktivitas erupsi, namun tinggi dan warna kolom abu tidak teramati karena tertutup kabut atau awan," jelas Muhammad Wafid.
Walaupun statusnya diturunkan, Muhammad Wafid menegaskan bahwa potensi bahaya erupsi Gunung Marapi masih ada. Hal ini disebabkan oleh sisa energi yang belum sepenuhnya pulih.
Jika tidak terjadi peningkatan pasokan magma kata Wafid, erupsi yang dapat terjadi diperkirakan berskala kecil dengan potensi bahaya lontaran material letusan di sekitar puncak gunung dalam radius 3 kilometer dari pusat aktivitas (Kawah Verbeek).
Sebaran abu erupsi dapat terjadi sesuai dengan arah dan kecepatan angin. Material erupsi yang telah mengendap di puncak dan lereng Marapi selama periode erupsi berpotensi menjadi lahar jika bercampur dengan air hujan. Oleh karena itu, potensi bahaya aliran banjir lahar di lembah dan bantaran sungai yang berhulu di puncak Marapi harus tetap diwaspadai.