Pangek Pisang, Kuliner Khas Tanah Minang Yang Tak Lekang Oleh waktu
Padang – Pernah dengar kuliner pangek pisang?, meski namanya tak begitu familiar, namun kuliner satu ini, masuk dalam deretan kuliner andalan khas Ranah Minang. Kuliner satu ini, berbahan dasar pisang gepok atau batu.
Dipadu dengan kunyit dan bumbu lain. Biasanya, pangek pisang dibuat pada momen tertentu seperti helatan kendurian adat, pesta penikahan, ataupun hantaran menantu untuk mertua menjelang lebaran. Adanya, di Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat.
Di tanah Minang, Pangek Pisang bukan hanya sekedar kuliner saja. Namun sudah menjadi salah satu produk kekayaan kuliner yang dimiliki Sumatera Barat. Berbahan dasar pisang batu atau pisang kepok yang dicampur dengan adonan santan kelapa dan kunyit serta bumbu lainnya, sudah barang tentu akan memberikan sensasi berbeda, apalagi jika disantap dengan ketan hitam.
Untuk mengolah pangek pisang, bukanlah perkara sulit. Pisang kepok terlebih dahulu dikupas, dicuci dengan air bersih dan kemudian direbus beserta santan, kunyit gula dan ditambah daun pandan biar aroma menjadi wangi selama kurang lebih satu jam.
Setelah pisang dirasa sudah lunak dan warna sudah berubah menjadi kuning, Pangek pisang dapat segera diangkat dan siap untuk disajikan, baik sebagai kudapan pembuka maupun penutup.
Walau sudah terkenal, namun pangek pisang bukanlah kudapan yang mudah dicari, tak semua warung yang menyajikan kuliner khas tradisional Minangkabau menjual Pangek Pisang. Pangek Pisang hanya sering kita dijumpai ketika ada prosesi adat tertentu.
Di Kabupaten Solok Selatan Misalnya, Pangek Pisang sudah merupakan kuliner ciri khas tersendiri. Disetiap helatan prosesi adat dan acara besar lainya, sajian Pangek Pisang sudah barang tentu meramaikan hidangan lainnya. berwarna kuning membuat mata pasti tertuju kepada hidangan Pangek Pisang.