PADANG - VIVA

Tindak asusila yang dilakukan oleh dua orang oknum guru MTI Canduang yang terungkap beberapa waktu lalu telah mencoreng nama besar Pondok Pesantren MTI Canduang

Prof. Syukri Iska selaku Ketua Yayasan Syekh Sulaiman Arrasuli dan Khairul Anwar mengatakan penanganan kasus dilakukan secara komprehensif, mencakup aspek penanganan

Ratusan pemuda dan masyarakat Nagari Canduang Koto Laweh boikot dan menyatakan mosi tidak percaya terhadap Yayasan Syech Sulaiman Arrasuli sampai terjadinya penyelesaian.

Pasca kasus asusila yang dilakukan oknum guru terhadap puluhan santri, Manajemen MTI Canduang lakukan pertemuan untuk berkomunikasi dengan orang tua dan masyarakat.

Psikolog yang merupakan dosen Program Studi Psikologi di Universitas Fort De Kock Bukittinggi, Fitri Yanti mengatakan dampak pencabulan secara psikologis adalah trauma.

Tim ini bekerja sama dengan pihak berwenang dan berkomitmen untuk memastikan bahwa semua fakta dapat terungkap secara jelas serta berkoordinasi dengan pihak kepolisian.

Kombes Pol Yessi Kurniati mengatakan hingga saat ini tercatat sebanyak 40 orang yang masih tergolong anak-anak yang diketahui menjadi korban pencabulan.

Kedua pelaku berinisial RA (29 tahun) sudah menikah dan AA (23 tahun) belum menikah diketahui telah melakukan pencabulan dalam rentang waktu 2022 hingga 2024.

Ia menjelaskan bahwa 40 orang korban total ini baru data sementara sebab tidak tutup kemungkinan ada korban lain setelah ini karena pihak kepolisian masih terus selidiki