MUI Ingatkan Beda Politik Identitas dan Identitas Politik Demi Rapatkan Umat

Kantor Majelis Ulama Indonesia Pusat (MUI).
Sumber :
  • Dok. MUI

Padang – Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis, mengemukakan pandangan yang tajam tentang perbedaan antara politik identitas dan identitas politik dalam upaya merekatkan umat

Program Syiar Ramadan Majelis Dai Kebangsaan di Mentawai Berakhir Sukses

Dalam forum Strategi Dakwah untuk Menjaga Ukhuwah di Tahun Politik, di Jakarta, Kiai Cholil memperingatkan bahwa kebingungan seputar makna politik identitas telah dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin memecah belah umat.

“Identitas bagi seseorang merupakan suatu keniscayaan. Artinya kita tidak bisa hidup tanpa identitas seperti jenis kelamin, agama, atau dari suku mana kita berasal,” ungkap Kiai Cholil dalam rilis resmi Rabu 13 September 2023.

Ramadan Penuh Berkah: 570 Warga Pauh Terima Bantuan Sembako

Dia juga bilang bahwa wajar bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang sejalan dengan identitas mereka, seperti agama atau suku. Namun, Kiai Cholil menekankan pentingnya menghindari paksaan dalam pemilihan tersebut untuk mencegah perpecahan berdasarkan identitas politik.

Dalam konteks Komisi Dakwah MUI, Kiai Cholil memandang perlu persiapan untuk menghindari perpecahan akibat identitas politik. Dia mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara yang beragam dalam kepercayaan dan agama, dan pendekatan yang bijak diperlukan untuk menjaga persatuan.

Menag Yakini Penguatan Moderasi Beragama Wujudkan Bangsa Harmonis

Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Ahmad Zubaidi, juga menekankan peran besar para da'i dalam meredam ketegangan politik dalam tahun politik. Para da'i diharapkan untuk menyebarkan dakwah yang mendorong persatuan dan kebangsaan.

“Para dai harus memberikan pendidikan politik kepada masyarakat bahwa perbedaan politik itu hal yang wajar, tidak perlu dipertentangkan, yang penting hati kita satu sebagai umat Islam dan bangsa Indonesia,” ucapnya.

Halaman Selanjutnya
img_title