Ungkap Modus Penggelembungan Suara PSI: 'Suara Tidak Sah Jadi Milik PSI', Siapkan Hak Angket

Ketua Umum PPP Mohammad Romahurmuziy
Sumber :
  • Dok. PPP

Padang – Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), M. Romahurmuziy atau Rommy, menyoroti praktik penggelembungan suara yang dilakukan oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam Pemilihan Umum 2024. Rommy meminta agar operasi semacam itu dihentikan.

PDI Perjuangan Sumatera Barat Menang Atas Gugatan Leo Murphy

Dia mengakui telah mendengar sejak sebelum pemilu tentang adanya upaya pemenangan PSI dengan cara menargetkan penyelenggara pemilu daerah untuk memperoleh suara sebesar 50.000 di setiap kabupaten/kota di Pulau Jawa dan 20.000 suara di setiap kabupaten/kota di luar Pulau Jawa. Operasi ini dilakukan melalui pembiayaan kepada jejaring organisasi kepemudaan tertentu yang telah dipimpin oleh salah satu menteri untuk memobilisasi dukungan bagi PSI.

"Setidaknya itulah yang saya dengar dari salah satu aktivis, yang mendapatkan dana langsung dari aparat sebelum pemilu. Namun, tampaknya upaya ini tidak berjalan lancar sehingga perolehan suara berdasarkan quick count (QC) jauh di bawah harapan untuk lolos parliamentary threshold (PT)," ungkap Rommy dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin, 4 Maret 2024.

Polri Klaim Kamtibmas Pasca Penetapan Pemilu 2024 Berjalan Aman

Dia menjelaskan bahwa akurasi QC, menurut pimpinan lembaga survei senior, memiliki margin of error sekitar 1 persen. Oleh karena itu, untuk lolos PT sebesar 4 persen, diperlukan angka QC minimal lebih dari 3 persen.

"Dengan demikian, jika sebuah partai mendapatkan QC 3 persen, dalam real count dapat dimungkinkan untuk mencapai 4 persen, atau sebaliknya, jika hanya mendapatkan 2 persen. Namun, angka QC PSI dari semua lembaga survei paling tinggi," tambahnya.

Masyarakat Sumbar Dari Kacamata Anies Baswedan

Rommy juga menyampaikan bahwa setelah proses pemungutan suara, ada informasi tentang upaya pelolosan PSI ke parlemen dengan dua modus, yaitu memindahkan suara dari partai yang lebih kecil yang jauh dari PT kepada gambar partai tersebut, atau mengubah suara tidak sah menjadi suara bagi gambar partai tersebut.

"Beberapa hari terakhir, muncul keanehan-keanehan yang disinyalir oleh beberapa peneliti seperti Profesor Burhan Muhtadi dan Yunarto Wijaya. Kenaikan suara PSI dari beberapa TPS, sebagaimana ditampilkan di grafik akun X, Burhan Muhtadi, menunjukkan kenaikan tajam yang tidak sesuai dengan tren. Bahkan, beberapa input Sirekap dari 110 TPS menyumbangkan sekitar 19.000 suara, yang berarti 173 suara per TPS," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
img_title