KPPU Duga Ada Kartel Yang Memonopoli Harga Gambir di Sumatra Barat

Foto Ilustrasi Gambir
Sumber :

Padang – Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menduga adanya jaringan kartel yang memonopoli harga beli dari petani gambir di Sumatra Barat. Dugaan ini muncul menyusul, anjoloknya harga komoditi gambir beberapa waktu lalu.

Pilkada Makin Dekat, KPU Solsel Lantik 35 Orang Panitia Pemilihan Kecamatan

Menurut Kepala Kantor Wilayah I KPPU Ridho Pamungkas, untuk memastikan ada tidaknya kartel yang bermain, pihaknya sudah menyurati seluruh pelaku eksportir gambir yang ada di Sumatra Barat. 

“Harga gambir beberapa waktu lalu anjlok. Kita menduga, ada kartel yang memonopoli harga. Kita sudah surati seluruh pelaku eksportir, kita minta data untuk menganalisa dan memastikan dugaan itu salah atau benar,”kata Ridho Pamungkas, Senin 4 April 2022. 

Alat Berat Siap Tempur, Jalan di Bomas dan Koto Baru Sudah Bisa Dilalui

Meski sudah disurati kata Ridho, hingga kini masih banyak eksportir yang belum menyampaikan data. Sehingga, dugaan itu (monopoli harga) kian menguat. Apalagi, untuk struktur pasar ekspor gambir oligopoly menurut catatan, ada Empat eksportir terbesar yang menguasai 62,57 persen pangsa pasar.

“Masih banyak eksportir yang belum menyerahkan data sesuai yang kita minta. Catatan kita, ada empat eksportir terbesar yang menguasai 62,57 persen pangsa pasar. Terdapat juga afiliasi diantara beberapa eksportir itu. Harga pembelian pun juga cenderung rendah dan seragam," ujarnya.

Aktivitas Erupsi Gunung Marapi Meningkat, Pemrov Sumbar Minta Masyarakat Tetap waspada

KPPU ujar Ridho, kini sedang melakukan penelitian mendalam terkait adanya dugaan kartel pembelian oleh eksportir dengan berdasarkan sejumlah hal. Pasar yang oligopoli dan adanya afiliasi, berpotensi sangat memudahkan eksportir mengatur harga. Maka dari itu, sembari menunggu data yang diminta, penelitian juga tetap berjalan.

Diketahui, untuk harga gambir di Sumatra Barat dalam rentang waktu Tujuh tahun lalu, sempat menyentuh angka Rp100 ribu perkilogram. Namun, kini harga komoditi andalan Ranah Minang itu, terus mengalami penurunan.

Halaman Selanjutnya
img_title