Sudah 2 Bulan Harga Beras Di Padang Panjang Stabil

Ilustrasi Beras. Foto by AndriMardiansyah
Sumber :

Padang – Pemerintah Kota Padang Panjang, Sumatera Barat merilis jika harga beras di pasar pusat Padang Panjang sejak minggu kedua Januari 2023 hingga kini, masih stabil. Untuk beras kualitas I bertengger di harga Rp.16.625, beras kualitas II Rp15.525 dan beras kualitas III Rp14.750. 

Koper CJH Maksimal 32 Kg, Simak Penjelasan Kemenag Sumbar

Kabag Perekonomian dan Sumberdaya Alam Setdako Padang Panjang, Putra Dewangga menyebut, berdasarkan data Kominfo, kenaikan harga beras sempat tercatat pada September tahun lalu hingga awal Januari. 

Sehingga Kementerian Dalam Negeri pada Oktober 2022 merilis, beras menjadi salah satu penyumbang kenaikan harga (inflasi) di Indonesia. Saat itu, Mendagri pun mewanti-wanti agar daerah terus memantau pergerakan harga beras ini.

Pekan Kedua Mei, Jemaah Haji Sumbar Diterbangkan ke Tanah Suci

"Di awal Januari, tepatnya minggu kedua, harga beras sudah mulai stabil di pasaran tanpa fluktuasi harga yang signifikan. Seiring dengan disuplainya beras Bulog di Sumbar, termasuk di Padang Panjang,"kata Putra Dewangga dikutip dari keterangan resminya, Senin 6 Maret 2023.

Selain beras kata Putra, untuk minggu pertama di bulan Maret ini, terdapat fluktuasi harga komoditas pangan. Seperti cabai merah yang menunjukkan tren penurunan dari Rp67.875 pada akhir pekan lalu menjadi Rp55.250. Atau turun sebesar Rp12.625, atau setara dengan 18,60 persen.  

PSPP Menang Telak Melawan Excellent FC di Laga Halalbihalal Arisal Azis 2024

Begitu juga dengan bawang merah yang selama tiga minggu berturut-turut dilaporkan mengalami penurunan harga, naik tipis dari Rp32.000 menjadi Rp32.250. Sedangkan untuk harga rata-rata minyak goreng curah, juga turun dari Rp17 ribu perkilogram menjadi Rp16 ribu perkilogram.

"Sejumlah komoditi lain berfluktuasi. Namun, tidak mempengaruhi stabilitas harga di Padang Panjang. Pergerakan naik pada mayoritas komoditas yang berfluktuasi terjadi karena pasokan komoditas di pasar yang terbatas dan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen yang meningkat. Sehingga komoditas tersebut mengalami kenaikan harga. Begitu juga sebaliknya,"tutup Putra Dewangga.