Keanekaragaman Hayati Indonesia Berpotensi Besar untuk Bioprospeksi

Diskusi refleksi AKhir Tahun 2023 KLHK
Sumber :
  • Humas KLHK

PadangIndonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati (biodiversitas) yang sangat tinggi. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi besar untuk pengembangan bioprospeksi.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto Jadi Menteri Paling Berprestasi di Kuartal IV 2023

Bioprospeksi adalah kegiatan eksplorasi, ekstraksi, dan penapisan sumber daya alam hayati untuk pemanfaatan secara komersial, baik dari sumber daya genetik, spesies, maupun biokimia beserta turunannya.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Satyawan Pudyatmoko, mengatakan bahwa, potensi pemanfaatan sumber daya genetik (SDG) Indonesia untuk bioprospeksi sangat besar. Hal ini sejalan dengan tren penggunaan produk-produk alami di pasar dunia.

Kabar Baik, Bayi Gajah Lahir Sehat di Taman Nasional Way Kambas

“Sekitar 40-50% obat yang beredar di pasar menggunakan natural product. Kemudian, 10 dari 25 dari produk farmasi mengandung natural ingredient,” kata Satyawan Kamis 29 Desember 2023.

Selain itu kata Satyawan, bioprospeksi juga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan biomimikri, yaitu suatu pendekatan inovasi pengembangan teknologi baru dengan meniru teknologi alami. Bioprospeksi juga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan obat dan vaksin untuk penyakit baru, ketahanan pangan, dan kosmetik.

KLHK Ajak Masyarakat Lestarikan Keanekaragaman Hayati 

Satyawan mengungkapkan bahwa pemanfaatan SDG untuk bioprospeksi tidak dapat dipisahkan dengan penelitian. Tahapan bioprospeksi sendiri biasanya dimulai dari tahapan eksplorasi, penelitian, pengujian, penyediaan bahan baku, produksi hingga promosi.

“Biasanya industri menggandeng lembaga riset untuk penelitian dan pengembangan produk,” ujarnya.

Satyawan juga mengungkapkan bahwa KLHK telah melakukan beberapa upaya untuk mendukung pengembangan bioprospeksi di Indonesia. Upaya tersebut antara lain, identifikasi potensi SDG dan pengetahuan tradisional yang berkaitan dengan bioprospeksi, implementasi dan fasilitasi IPR/HAKI terhadap hasil bioprospeksi, penguatan regulasi pemanfaatan SDG secara komersial.

Lalu, pembangunan mekanisme pendanaan berkelanjutan atas pemanfaatan bioprospeksi. Selain itu, KLHK juga telah melakukan beberapa capaian dalam aspek keanekaragaman hayati, antara lain seperti penemuan tiga spesies baru, 1.560 spesies telah terinventarisasi di dalam dan di luar kawasan konservasi, 38,2 juta hektar kawasan terinventarisasi keanekaragaman hayati tinggi, 20 dokumen analisis risiko jenis asing invasif, 1.354 lokasi penyelamatan satwa. Dan, tiga kegiatan repatriasi satwa serta, 9,2 triliun rupiah devisa ekspor satwa liar (alam dan penangkaran).