Nagari Ramah Harimau Cara Orang Minang Menjaga Eksistensi Inyiak Balang

Ilustrasi Harimau Sumatra. Foto/Andri Mardiansyah-Padang Viva
Sumber :

Pemilihan lokasi-lokasi ini, didasarkan kepada riwayat terjadinya konflik antara manusia dengan satwa harimau. Selain itu juga mempertimbangkan kondisi sosial budaya dan kearifan lokal yang masih berlangsung.

Bupati Solok Selatan Serukan ASN Tingkatkan Pelayanan dan Dukung Timnas U-23

Selain konflik, ancaman terhadap kelestarian satwa harimau juga berupa aktifitas perburuan. Beberapa kasus yang berhasil diungkap adalah, upaya perdagangan tulang harimau sumatera. Terjadi di Kabupaten Pasaman Barat. Kondisi inilah yang menyebabkan BKSDA Sumbar merasa perlu adanya uoaya penyadartahuan ke seluruh tokoh masyarakat bahwa, perburuan harimau sumatera mesti dihentikan.

Bicara PAGARI ujar Ardi, beranggotakan masyarakat yang jiwanya merasa terpanggil secara sukarela untuk melakukan kegiatan pencegahan konflik satwa, utamanya harimau sumatera di nagarinya. Serta, mencegah aktifitas perburuan liar.

Dampak Gempa Garut Bertambah, 110 Rumah Rusak dan 8 Orang Luka

“Adanya Nagari Ramah Harimau dengan PAGARI nya, sedikit banyak saat ini sudah mulai mampu menyelesaikan potensi konflik menjadi tidak menjadi konflik. Ini, dikarenakan upaya PAGARI melakukan identifikasi secara cepat, mensosialisasikan upaya dan apa saja yang harus dilakukan oleh masyarakat,”tutup Ardi.

Semoga, dengan beragam upaya yang sudah dan akan dilakukan, eksistensi harimau sumatra dapat terus terjaga. Agar kelak, anak cucu kita tidak hanya mendengar cerita dongeng dan melihat wujud harimau sumatra dalam bentuk simbol-simbol semata.  

Survei KedaiKOPI : Mayoritas Masyarakat Puas dengan Rekayasa Lalu Lintas Polri Saat Mudik Lebaran