Pemprov Sumbar Kembangkan Konservasi Berkonsep Ekowisata di Danau Mani

Ilustrasi Danau Maninjau. Foto/Andri Mardiansyah/Padang Viva
Sumber :

Padang – Konservasi wetland (rasau) berkonsep ekowisata untuk danau Maninjau, Agam dikembangkan. Tindak lanjut, dari upaya Pemerintah Provinsi Sumatera Barat merevitalisassi danau Maninjau guna menjaga dan mempertahankan keanekaragaman hayati di danau itu.

Ribuan Ikan KJA Danau Maninjau Mati

Wetland dinilai, merupakan pilihan tepat lantaran mampu memberikan multiplier effect mulai dari konservasi keanekaragaman hayati, menjadi dukungan terhadap pariwisata daerah mengurangi jumlah keramba jaring apung serta, pengendalian hama, hingga menyediakan alternatif mata pencarian bagi masyarakat setempat melalui pengolahan kerajinan tangan eceng gondok.

“Dengan pembuatan kawasan konservasi berupa wetland yang disertai pelatihan pengolahan kerajinan tangan dari eceng gondok, maka konservasi keanekaragaman hayati terjaga, serta dapat menjadi mata pencarian baru bagi masyarakat,”kata Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy melalui keterangan resmi yang diterima, Jumat 3 Juni 2022.

Kepala BNPB Sebut HKBN Tonggak Kebangkitan Kesadaran Bencana di Indonesia

Audy Joinaldy menilai, salah satu permasalahan pokok revitalisasi di danau Maninjau saat ini adalah, kurangnya mata pencarian alternatif bagi masyarakat yang lebih ramah terhadap pemeliharaan lingkungan kawasan salingka Maninjau tersebut.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Siti Aisyah menjelaskan, pihaknya kini sudah melakukan identifikasi dan pemetaan guna menentukan nagari yang berpotensi untuk dijadikan kawasan konservasi dan pengolahan eceng gondok. 

Walinagari Tak Kunjung Dilantik, Warga Protes ke Camat Koto XI Tarusan

"Secara tata ruang, Nagari Sungai Batang di Kecamatan Tanjung Raya memiliki potensi sebagai kawasan konservasi berupa wetland. Sementara pengolahan kerajinan akan dilakukan di Nagari Koto Malintang, Tanjung Sani, Duo Koto dan Nagari Koto Gadang," tutup Siti Aisyah.