Cawako Bukittinggi Ramlan Nurmatias Minta Maaf Kepada Wartawan
- Istimewa
Padang – Proses peliputan pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bukittinggi pada Kamis, 29 Agustus 2024, diwarnai insiden yang memicu kontroversi.
Polemik dipicu oleh Ramlan Nurmatias, Calon Wali Kota (Cawako) Bukittinggi, melontarkan kritik tanpa dasar yang kemudian menuai tanggapan negatif dari kalangan wartawan.
Tidak hanya itu, Ibra Yaser, anggota DPRD Bukittinggi yang turut hadir, memberikan komentar bernada merendahkan yang semakin memperkeruh suasana.
Menanggapi polemik yang berkembang, Ramlan Nurmatias segera memberikan klarifikasi kepada media pada Sabtu, 31 Agustus 2024.
Dalam pernyataannya, Ramlan mengatakan bahwa perkataannya tersebut muncul dari perasaan pribadi yang merasa diabaikan oleh rekan-rekan wartawan, namun ia tidak bermaksud untuk menyinggung siapa pun.
"Karena hati saya merasa ditinggalkan akhirnya ada kawan-kawan yang tersinggung, kalau salah saya minta maaf, tidak ada manusia yang sempurna," ujar Ramlan dalam klarifikasinya.
Ia menekankan bahwa pernyataan tersebut tidak bermaksud menyerang siapa pun, melainkan hanya ungkapan dari perasaan pribadinya.
Ramlan menjelaskan bahwa selama ini dirinya merasa dekat dengan para jurnalis, tapi belakangan merasa dijauhkan.
"Karena dulu saya merasa dekat dengan kawan-kawan, sekarang saya merasa tersisih, maka saya agak berkecil hati," katanya.
Ramlan juga menegaskan dan mengulangi penjelasannya bahwa tidak ada niat untuk menyinggung pihak manapun dalam pernyataan tersebut.
"Saya ulangi lagi, tidak ada niat saya (menyinggung), ini hanya masalah hati saya karena saya merasa ditinggalkan," ujarnya.
Insiden ini menjadi sorotan publik, terutama di Bukittinggi, mengingat peran penting wartawan dalam proses demokrasi dan pemilihan umum.
Kritik yang dilontarkan oleh Ramlan Nurmatias dianggap oleh sebagian pihak sebagai langkah yang kurang tepat, terutama dalam konteks kampanye yang sedang berlangsung.
Meskipun Ramlan telah memberikan klarifikasi dan meminta maaf, polemik ini tetap menarik perhatian banyak pihak, termasuk kalangan politik dan masyarakat umum.
Beberapa pihak menilai bahwa sebagai calon wali kota, Ramlan perlu lebih berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan di depan publik, terutama yang melibatkan media.
Di sisi lain, sikap anggota DPRD Bukittinggi, Ibra Yaser, yang turut melontarkan komentar negatif kepada wartawan juga mendapat kecaman.
Komentar tersebut dinilai tidak mencerminkan sikap seorang pejabat publik yang seharusnya menjaga hubungan baik dengan semua pihak, termasuk media.
Peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi yang baik dan etis dalam dunia politik, terutama di masa-masa krusial seperti pendaftaran calon wali kota.
Ramlan Nurmatias berharap klarifikasi yang ia sampaikan dapat meredakan polemik yang terjadi dan mengembalikan hubungan baiknya dengan para jurnalis di Bukittinggi.
Sementara itu, Ketua PFI Padang, Arif Pribadi, juga menyesalkan pernyataan yang disampaikan oleh Ramlan Nurmatias. Ia menilai bahwa ucapan tersebut tidak pantas diucapkan oleh seseorang yang pernah menjabat sebagai kepala daerah.
"Kami menyayangkan ucapan seperti itu keluar dari mantan wali kota yang juga pernah bekerjasama dengan wartawan," ujar Arif.
Arif juga menekankan pentingnya menjaga situasi yang damai di tengah kontestasi politik, dan calon kepala daerah seharusnya dapat menciptakan suasana kondusif, bukan malah memicu konflik dengan insan pers.
"Di tengah kontestasi politik, selayaknya calon kepala daerah harus dapat menciptakan situasi yang damai, bukan justru menciptakan kisruh, terutama dengan insan pers yang sedang melakukan pengawasan," katanya.