Ekonomi Pancasila Strategi Hadapi Ancaman Krisis Global
Padang – Anggota DPD RI, Fahira Idris menilai ancaman krisis ekonomi global saat ini semakin nyata. Ditandai bukan hanya Sri Lanka yang sedang mengalami krisis ekonomi terburuk dalam sejarah sehingga menyebabkan negara itu bangkrut. Tetapi, juga eskalasi geopolitik Rusia dan Ukraina yang makin menekan sehingga mengakibatkan kenaikan harga energi dan pangan.
Menurut Senator asal Jakarta ini, kesemua itu juga diperparah lantaran saat ini inflasi di Amerika Serikat dan beberapa nagera maju sangat tinggi. Sehingga, terjadi pengetatan kebijakan moneter dan juga pandemi Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19 yang belum usai.
“Sebagai negara dengan potensi ekonomi yang besar, Indonesia saat ini dan ke depan harus semakin konsisten mengimplementasikan ekonomi Pancasila agar bisa bertahan di tengah ancaman krisis ekonomi global yang sudah di depan mata,”kata Fahira Idris, Sabtu 16 Juli 2022..
Fahira bilang, selain karena situasi geopolitik dan pandemi, ancaman krisis ekonomi global yang terjadi saat ini juga lantaran tujuan berekonomi dunia didominasi hanya untuk mencapai efisiensi dalam produksi dan konsumsi barang-barang material serta mengesampingkan keadilan. Sementara, tujuan berekonomi versi Ekonomi Pancasila adalah memenuhi tujuan efisiensi sekaligus keadilan.
“Kekuatan Ekonomi Pancasila itu terletak pada dimensi keadilan yang menjadi tujuan berekonomi. Dimensi keadilan inilah yang saat ini tidak dipraktikkan dalam ekonomi global sehingga jika ada gejolak, ekonomi dunia menjadi rentan,”ujar Fahira.
Fahira menambahkan, ekonomi dunia saat ini mengutamakan kemakmuran orang-seorang, bukan kemakmuran seluruh warga dunia sehingga pondasinya rapuh. Padahal, keadilan dan pemerataanlah yang membuat ekonomi tumbuh dan tahan akan krisis.
Oleh karena itu, saat ini dan kedepan, bangsa ini harus semakin konsisten mengimplementasikan ekonomi Pancasila agar bisa bertahan di tengah ancaman krisis ekonomi global yang sudah di depan mata ini.
Yang membuat Ekonomi Pancasila mampu bertahan dari ancaman krisis ekonomi global kata Fahira, dikarenakan baik secara filosofis maupun implementasinya mengandung prinsip kemanusiaan, nasionalisme ekonomi, dan demokrasi ekonomi yang semuanya diwujudkan dalam ekonomi kerakyatan dan keadilan.
“Contoh sederhananya adalah, jika Indonesia mempunyai sumber daya alam yang langka atau terbatas maka alokasinya harus dimanfaatkan secara rasional sehingga mencapai hasil yang maksimal bagi kesejahteraan dan pemerataan ekonomi seluruh rakyat Indonesia,”kata Fahira lagi.
Lebih lanjut Fahira, saat ini ironi yang terjadi di dunia akibat ancaman krisis ekonomi global ini adalah negara-negara maju dan negara-negara kaya terus mengeluh soal stagflasi dan risiko resesi.
Sementara negara-negara lain terutama negara sedang berkembang kelelahan memutar otak bagaimana masyarakatnya bisa bertahan hidup akibatnya tingginya harga pangan dan energi.
“Jangan sampai situasi seperti ini terjadi di Indonesia,”tutup Fahira Idris.