Pilunya Rekaman Dokter Aulia Risma Dengan Sang Ayah Sebelum Bunuh Diri
- Viva/ist
Padang – Kasus bunuh diri Dokter Aulia Risma Lestari memasuki babak baru. Setelah Kemenkes RI membongkar adanya dugaan praktik pemerasan yang dilakukan oleh oknum dokter senior, kini beredar pula voice note Aulia Risma yang mengeluh tentang kondisinya kepada sang Ayah.
Dokter Aulia Risma Lestari, merupakan mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) anestesi Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Jawa Tengah. Ia disebut nekat mengakhiri hidupnya lantaran tak kuat di bully alias di rundung oleh senior-seniornya.
Dikutip dari laman VIVA, Selasa 3 September 2024, lewat voice note yang dikirim ke orang tuanya itu, dokter Aulia Risma membeberkan aksi perundungan dan kekerasan fisik yang ia terima dari para seniornya di PPDS Undip.
Diduga kerap menerima perundungan hingga kekerasan fisik, akibatnya sekujur tubuh dokter Aulia merasakan sakit hingga badannya lemas.
Diduga kerap menerima perundungan hingga kekerasan fisik, akibatnya sekujur tubuh dokter Aulia merasakan sakit hingga badannya lemas.
“Tiap aku bangun tidur badan sakit semua, punggung sakit semua. Bangun harus pelan-pelan, kalau nggak pelan-pelan aku nggak bisa bangun pah,” ujar dokter Aulia pada voice note itu.
Pada orang tuanya, dokter Aulia juga mengaku tidak diperbolehkan senior untuk beli makan-minum di kantin maupun minimarket.
Larangan membeli makan-minum ke kantin ini memaksa dokter Aulia meminta tolong temannya. Alhasil ia harus merogoh kocek lebih untuk membeli sebotol air minum.
“Aku nggak boleh ke kantin dan minimarket sama sekali pah, akhirnya aku minta tolong CS (customer service), aku kasih uang 50 ribu buat dia,” imbuhnya.
Lika-liku menjadi mahasiswi PPDS itu harus dijalani dokter Aulia. Beberapa kali ia sempat ingin keluar, namun tidak berani lantaran harus membayar sejumlah biaya penalti.
Terkait hal ini, belakangan pihak Kementerian Kesehatan sudah memberi keterangan bahwa, jika ada mahasiswa ingin menyudahi PPDS, tidak ada penalti atau biaya apapun yang harus dibayar.
“Pah, bener-bener ya di sini (PPDS Undip) tuh programnya kacau-kacau. Aku tanya teman di UNS (Universitas Sebelas Maret) itu nggak 24 jam pah. Aku nggak tahu, aku bisa apa nggak pah,” demikian voice note Aulia Risma.