Harmony in the Pacific: Jembatan Budaya Indonesia dengan Negara Pasifik 

Peserta program Harmony in the Pacific
Sumber :
  • Humas Kemendikbud

Padang – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkolaborasi dengan Kementerian Luar Negeri dan KBRI Suva melalui program Harmony in the Pacific berkomitmen untuk memperkuat hubungan antara Indonesia dan negara-negara di kawasan Pasifik melalui pendekatan kebudayaan dan warisan bersama (culture and shared heritage). 

Dendeng Batokok: Rasa, Tradisi, dan Cinta dalam Sepiring Kuliner Minangkabau

Program ini, merupakan bagian dari visi “Pacific Elevation” yang bertujuan meningkatkan kerja sama antara Indonesia Timur dengan negara-negara di Pasifik.

Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid menyebut bahwa program ini, melibatkan residensi pelaku budaya yang terdiri dari 15 seniman musik dan bunyi serta 10 seniman tari atau gerak dari Indonesia, Papua Nugini, Vanuatu, Kepulauan Solomon, Kaledonia Baru, Kiribati, Nauru, dan Tuvalu. 

Strategi Wujudkan Generasi Sehat, Cerdas, dan Berkarakter di Tengah Tantangan Perubahan Iklim

"Para peserta telah melalui proses kurasi oleh kurator yang mumpuni dibidangnya yaitu Nyak Ina Raseuki dan Josh Marcy yang juga merupakan kurator dari Pekan Kebudayaan Nasional,"kata Hilmar Farid melalui keterangan resminya, Kamis 12 September 2024. 

Residensi ini kata Hilmar, diselenggarakan dalam dua tahap. Tahap pertama berlangsung di Labuan Bajo dan Maumere pada 9 sampai dengan 17 September 2024.

Kemendikbudristek Dukung Pemajuan Sepakbola Nasional

Di mana para peserta akan berkolaborasi dengan komunitas seni lokal seperti VIDEOGE Arts & Society dan Komunitas KAHE.

Tahap kedua akan berlanjut di Suva, Fiji, dari 18 hingga 28 September 2024, dengan dukungan dari Fiji Arts Council. Hasil kolaborasi ini akan ditampilkan dalam dua showcase, salah satunya di acara resepsi diplomatik oleh KBRI Suva pada 27 September 2024.

“Kebudayaan adalah jembatan yang menghubungkan manusia dan bangsa. Melalui Harmony in the Pacific, kita tidak hanya memperkenalkan kebudayaan Indonesia, tetapi juga belajar dan berkolaborasi dengan negara-negara tetangga kita di Pasifik. Inisiatif ini memperkuat kesalingpahaman dan mendorong lahirnya karya-karya baru yang mencerminkan nilai-nilai dan warisan budaya bersama,”ujar Hilmar

Selain residensi kata Hilmar, rangkaian kegiatan Harmony in the Pacific juga mencakup Diskusi Warisan Gastronomi dan Demo Memasak pada 25 September 2024 di The University of South Pacific, Suva, Fiji. 

Menurutnya, diskusi ini akan melibatkan Helianti Hilman dan Chef Charles Toto, serta tokoh gastronomi dari Fiji, untuk menunjukkan kekayaan warisan kuliner yang dimiliki bersama oleh Indonesia dan negara-negara Pasifik. Dalam program ini juga akan dilakukan pemutaran dan diskusi film karya sineas Indonesia.  

“Melalui pertukaran seni, budaya, dan pengetahuan, kita dapat bersama-sama menjaga dan mengembangkan warisan budaya serta memperkuat kerja sama antar negara.” tutup Hilmar.