Tak Diterima di SMA Negeri! Jalur Zonasi PPDB Online, Membuat Orang Tua Peserta Calon Didik Kecewa

Ilustrasi SMA
Sumber :
  • Istimewa

PadangPenerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA serta jalur zonasi yang dilakukan secara online. Sejumlah orang tua calon peserta didik baru di Kota Payakumbuh merasa sedih dan kecewa karena anak mereka tidak bisa diterima di SMA Negeri, melalui jalur prestasi.

Bimtek Digitalisasi Guru SMK se-Kota Payakumbuh Tahap II Resmi Ditutup

Hal tersebut disampaikan Ujang, salah satu orang tua yang mengetahui anaknya tak diterima disalah satu SMA Negeri di Payakumbuh, Senin (3/7/2023).

"Anak kami cuma mendaftar ke satu sekolah, itupun gagal juga. Entah bagaimana nantinya, tidak tau lagi kemana akan bersekolah," ujarnya. 

Ekspo SMK 2024 dan Upaya Pembangunan Pariwisata Payakumbuh

Hal yang sama, juga dirasakan oleh ratusan wali murid lainnya. Mereka tak tahu lagi kemana akan mengadu. Di cari kepala sekolah, terkadang sulit ditemui. Dihubungi nomor tidak menjawab.

Kerisauan dan kesedihan menyelimuti para orang tua tersebut, karena belum ada kepastian untuk kelanjutan pendidikan buah hati mereka.  

Visitasi Akreditasi Dihadiri Banyak Stakeholder, Jadi Poin Penilaian BAN-S/M

Terkait hal tersebut, tokoh muda Luak Limopuluah Muhammad Bayu Vesky meminta Pemprov Sumbar terutama, Gubernur dan Dinas Pendidikan (Disdik) Sumbar agar memberikan solusi atas permasalahan PPDB ini. 

Apalagi, menurutnya, Kota Payakumbuh berangsur-angsur menuju kota pendidikan sehingga menjadi daya tarik bagi warga di luar kota tersebut, untuk mengenyam pendidikan di daerah itu. 

"PPDB online dengan sistem zonasi ini sudah banyak menimbulkan simpang siur di masyarakat. Banyak yang gagal diterima. Contohnya, ada anak yang tidak bisa masuk SMA karena beda domisili saja. Padahal sekolah waktu dia tamat SMP berada dekat dengan SMA tempat mendaftar. Ini kah aneh juga," ujar Bayu.

Pemerhati Pendidikan dari Payakumbuh itu mengatakan, dirinya juga sudah banyak menerima laporan soal gagalnya anak didik mendaftar ke SMA karena pendaftaran online dengan sistem zonasi.

Oleh sebab itu Ia meminta Gubernur Sumbar,  Mahyeldi serta Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumbar  untuk mengevalusi kembali pendaftaran zonasi secara online.

"Banyak anak-anak yang terlantar dan tidak berkejelasan kemana mereka akan melanjutkan pendidikan karena sistem online ini. Kita juga meminta ke Pemprov Sumbar agar membuka PPDB secara offline, sehingga bisa memberi harapan bagi calon peserta didik baru," ucapnya. 

Kalau bisa katanya, PPDB offline dibuka selebar-lebarnya sehingga bisa menampung calon anak didik yang awalnya gagal mendaftar untuk bisa bersekolah lagi. 

"Pembukaan PPDB ofline ini harus segera dilakukan, apalagi tahun ajaran baru segera dimulai. Mudah-mudahan Pemprov Sumbar, Pak Gubernur serta Dinas Pendidikan peka soal ini, peka terhadap anak-anak yang gagal dan tidak bisa mendaftar ke SMA," katanya lagi. (*)