MASA Site-Specific Performance di Menhir Maek

Pertunjukkan di Festival Maek
Sumber :
  • Padang Viva

“Masyarakat Maek adalah salah satu masyarakat paling beruntung di dunia. Mereka hidup bersama, berdampingan, dengan cagar-cagar budaya warisan leluhur.” kata Janette Hoe, koreografer dari Australia.

Pendafataran Lomba Menulis Feature Festival Maek Diperpanjang

Dalam diskusi itu, Janette Hoe, Bianca Sere Pulungan, Jeffriandi Usma, dan Sendi Oryzal, berbagi banyak hal soal proses serta konsep pertunjukan kolaborasi bertajuk “MASA” di sebuah MTSN yang dua ruang kelasnya disulap menjadi ruang seminar dan diskusi.  

Di samping membahas segi koreografi, mereka juga berkali-kali menekankan pentingnya ‘menghidupkan’ cagar-cagar budaya seperti menhir dengan seni pertunjukan.

Eksplorasi Seni dan Budaya dalam Persiapan Festival Maek

Amanat Janette memang jeli. Di samping rumah, di samping dapur, di pekarangan, di halaman sekolah, menhir-menhir berdiri dengan agung. Pemandangan ini terhampar di seantero Maek. 

Masyarakat banyak yang bercerita, dulunya jumlah menhir di Maek sangat amat banyak. Namun sebagiannya diambil untuk digunakan sebagai batu pondasi sekolah-sekolah dan bangunan umum. 

Festival Maek: Menyatukan Seni dan Budaya 

Bahkan satu kompleks menhir yang dirobohkan lalu ditimbun untuk dijadikan lapangan sepakbola. Dan proses desakralisasi itu bukanlah sepenuhnya kesalahan masyarakat. Mari campakkan bersama-sama asumsi orientalis yang tak berdasar itu bahwa masyarakat itu bodoh!

Fenomena desakralisasi ini terhenti di tahun 2010-an karena adanya undang-undang perlindungan cagar budaya. Dan desakralisasi itu, tentu berhubungan erat dengan terputusnya koneksi atau hubungan masyarakat pada masa itu dengan leluhur yang mendirikan dan mengukir menhir-menhir itu. 

Serangkaian penelitian arkeologi yang telah berlangsung sejak pertengahan 1980-an di kawasan itu, seperti gagal menyebarkan hasil penelitiannya secara komprehensif ke masyarakat pemilik cagar budaya itu sendiri.

Padahal, menimpali amatan Janette, masyarakat Maek memang beruntung. Menhir-menhir Maek, betul-betul menjadi bagian dari keseharian masyarakat. Ia bukan semacam cagar budaya mahasuci yang terkonsentrasi di satu titik; ia juga bukan suatu area eksklusif di mana hanya lapisan sosial tertentu yang berhak membangun koneksi dengannya.

Halaman Selanjutnya
img_title