MASA Site-Specific Performance di Menhir Maek
- Padang Viva
Tapi ini adalah konsep yang mereka rancang bersama. Setiap tubuh merespon ketersambungan itu dengan cara tubuh itu masing-masing. Beberapa penari terlihat nyaris mencapai kondisi trance. Sepertinya paimbauan Sendi dan Bianca di awal pertunjukan berhasil.
Setiap penari, diberi kebebasan untuk berinteraksi dengan menhir-menhir itu. Lahirlah berbagai macam ekspresi gerak. Tubuh mereka merespon menhir dengan cara yang berbeda dengan tubuh kami
Proses penciptaan karya kolaborasi ini sudah berlangsung sejak Mei 2024 lalu. Ketika itu, anak nagari Maek diajak menciptakan karya bersama merespon menhir-menhir Maek dalam suatu workshop kekaryaan. Workshop itu sendiri adalah bagian dari program pra-Festival Maek.
Tidak hanya lewat koreografi tapi juga musik. Sebagian peserta telah menguasai dasar-dasar musik, mereka mengambil peran sebagai pemusik dengan Sendi Oryzal sebagai fasilitator.
Sebagian besarnya, yang tertarik untuk menjadi penari, sama sekali belum pernah bersentuhan dengan tari. Merekalah yang dimentori oleh Jeff, Bianca, dan Janette.
Para penari belajar gerak-gerak dasar, ketubuhan, dan seterusnya, sementara para mentor belajar kepada mereka secara langsung atau tidak langsung tentang budaya Maek dan akhirnya tubuh Maek itu sendiri.
Para pemusik menyebar ke penjuru nagari. Mereka mengumpulkan cerita-cerita rakyat tentang asal mula Maek dari para tetua. Hasilnya mereka padatkan menjadi lirik di atas tadi, didiskusikan bersama Sendi guna diolah dan dijadikan ‘roh’ karya musik yang akan mereka garap bersama.
Setelah berproses selama kurang lebih dua bulan (secara online dan offline), jadilah karya pertunjukan bertajuk “MASA”. Jeff, Janette, dan Bianca, akan menari bersama Inggid Yeli Algi, Aisyah Nurmala, Anggin Yetriska, Virdani, Widuri Febrika Sari, Azzahra Salshabilla, M. Aidin Ardinal, Cherly Yulia Ghafar, Dela Sevana, Peza Pramana Putra, dan Nizia Marnila Sari.