Pesantren Kauman Padang Panjang Hadirkan Psikolog Untuk Antisipasi Perilaku LGBT 

Suasana Ponpes Kauman Padang Panjang
Sumber :
  • Diskominfo Padang Panjang

Padang – Cegah perilaku LGBT di lingkungannya, Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang gelar Penyuluhan Dampak Psikologi dan Pencegahan Perilaku LGBT bagi civitas akademika pesantren itu, Kamis 1 Agustus 2024 kemarin.

Anies-Cak Imin Ijtima Ulama, Bakal Didukung untuk Pilpres 2024?

Mudir Pesantren Kauman, Dr. Derliana kepada mengatakan egiatan ini bentuk keseriusan pihaknya dalam memerangi perilaku LGBT meskipun saat ini belum ada kasus.

"Bukan tidak mungkin hal itu bisa saja terpapar dari pihak-pihak luar sehingga perlu adanya upaya yang intens dalam pencegahannya dan kita tetap wajib mencegahnya melalui penyuluhan kepada seluruh civitas," kata Dr. Derliana.

Miris, Ada Anak Dibawah Umur Terlibat Cinta Sesama Jenis

Ia menjelaskan bahwa persoalan LGBT adalah persoalan serius yang tidak bisa kita abaikan karena ini adalah bentuk penyakit yang menular dan siapa saja bisa menjadi korban dan pelaku.

"Semoga dengan adanya penyuluhan tentang dampak psikologi terhadap perilaku LGBT, bahaya LGBT bagi kesehatan, ancaman infeksi menular seksual, menjadikan para santri dan guru benar-benar memperhatikan pola pergaulan sehari-hari," ujarnya.

Surat Bebas LGBT Jadi Syarat Daftar Duta Wisata di Padang Panjang

Sebab dikatakannya hal tersebut merupakan tanggung jawab moril bagi civitas akademika di lembaga pendidikan sehingga pihaknya serius dalam mengontrol pergaulan anak-anak baik itu di asrama maupun di madrasah.

"Kita akan membuat satgas pencegahan perilaku menyimpang yang berkoordinasi dengan Dinas Sosial PPKBPPPA, Dinas Kesehatan dan juga pihak Kepolisian," katanya.

Sementara itu, salah seorang pemateri bidang psikologi Islam, Dr. Irman menjelaskan penyebab terjadinya gangguan psikologis hingga berujung pada perilaku LGBT terdapat dua tolak ukur yang dapat digunakan untuk melihat fenomena ini. 

"Pertama tolak ukur barat yang menganggap LGBT bukan gangguan kejiwaan karena dalam aktifitasnya terjalin hubungan baik sesama manusia. Sementara dalam tolak ukur Islam, perilaku LGBT dikategorikan sebagai perilaku yang melanggar aturan Allah SWT," ujarnya.

Kemudian manusia yang sehat mentalnya ialah manusia yang melakukan hubungan dengan Allah atau hasbuminallah serta juga hubungan dengan manusia atau hasbuminanas.

Selain itu, motivator Ridho Al Jundi menjelaskan perilaku LGBT merupakan bentuk penghinaan terhadap hakikat manusia sebenarnya dan fenomena ini telah ada sejak zaman Nabi Luth AS. 

"Allah SWT menghukum mereka dengan hukuman yang berat, yaitu dengan memporak-porandakan kota mereka, kemudian dihujani dengan batu panas, sebagai bentuk balasan atas perbuatan mereka dan LGBT merupakan suatu masalah kejiwaan yang perlu ditangani semua pihak," kata Ridho.